Asbabun Nuzul Surah Al Baqarah Ayat 62 dan 76
اِنَّ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَالَّذِيۡنَ هَادُوۡا وَالنَّصٰرٰى وَالصّٰبِـِٕـيۡنَ مَنۡ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًـا فَلَهُمۡ اَجۡرُهُمۡ عِنۡدَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُوۡنَ﴿۶۲
Sesungguhnya orang-orang Mukmin, orang-orang yahudi, orang-orang nasrani dan orang-orang sabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal shaleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidaak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (S. 2 : 62)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Salman bertanya kepada Nabi saw. tentang penganut agama yang pernah ia anut bersama mereka. Ia terangkan cara shalatnya dan ibadahnya. Maka turunlah ayat tersebut diatas (S. 2 : 62) sebagai penegasan bahwa orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan berbuat shaleh akan mendapat pahala dari Allah swt.
*Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan al-Adni dalam musnadnya dari Ibnu Abi Najih yang bersumber dari Mujahid.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ketika Salman menceritakan kepada Rasulullah kisah teman-temannya, maka Nabi saw. bersabda : “Mereka di neraka”. Salman berkata : “Seolah-olah gelap gulitalah bumi bagiku. Akan tetapi setelah turun ayat ini (S. 2 : 62) seolah-olah terang benderang dunia bagiku”.
*Diriwayatkan oleh al-Wahidi dari Abdullah bin Katsir yang bersumber dari Mujahid.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ayat ini (S. 2 : 62) turun tentang teman-teman Salman al-Farisi.
*Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari as-Suddi.
وَاِذَا لَـقُوۡا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا قَالُوۡآ اٰمَنَّا ۖۚ وَاِذَا خَلَا بَعۡضُهُمۡ اِلٰى بَعۡضٍ قَالُوۡآ اَ تُحَدِّثُوۡنَهُمۡ بِمَا فَتَحَ اللّٰهُ عَلَيۡكُمۡ لِيُحَآجُّوۡكُمۡ بِهٖ عِنۡدَ رَبِّكُمۡؕ اَفَلَا تَعۡقِلُوۡنَ ﴿۷۶
Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata: “Kami pun telah beriman”, tetapi apabila mereka berada seesama mereka saja, lalu mereka berkata : “Apakah kamu menceritakan kepada mereka apa yang diterangkan Allah kepadamu, supaya dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujjahmu dihadapan Tuhanmu, tidaklah kamu mengerti?”(S. 2:76)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Nabi saw. pada peperangan Bani Quraidzah berdiri dibawah benteng mereka. Dengan marahnya atas penghianatan mereka, beliau bersabda : “Hai saudara-saudara kera! Hai saudara-saudara babi! Hai penyembah-penyembah thaghut!”[2]. Para pemimpin Bani Quraidzah berkata kepada kaumnya : “Siapa yang memberi tahu Muhammad tentang ucapan yang dikeluarkannya itu! Ia tidak mungkin tahu dari kamu. Mengapa kalian beritahukan kepada mereka tentang kutukan Allah kepada kalian, sehingga mereka dapat mengalahkan hujah kalian?”. Maka turunlah ayat ini (S. 2: 76) yang menegaskan penyesalan mereka akan kebocoran isi Taurat kepada Nabi Muhammad saw.
*Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa apabila kaum yahudi bertemu dengan orang-orang Mukminin, mereka (kaum yahudi) berkata: “Kami percaya bahwa sahabatmu itu Utusan Allah, akan tetapi diutusnya hanya kepada saja”. Apabila bertemu dengan teman-teman mereka, mereka berkata: “Janganlah kamu memperbincangkan masalah ini (kerasulan) dengan orang-orang Arab, karena kamu dahulu pernah meminta kepada Allah agar mendapatkan kemenangan terhadap orang-orang Arab dengan kebesaran utusan yang akan datang (Muhammad), sedang kenyataannya utusan itu dari golongan mereka”. Maka Allah turunkan ayat ini (S. 2 : 76) sebagai penjelasan atas kelakuan kaum yahudi.
*Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari ‘Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa turunnya ayat ini (S. 2 : 76) tentang orang- orang yahudi yang beriman, kemudian jadi kaum munafiq. Dahulu diwaktu mereka beriman, mereka sering mendatangi Kaum Mukminin bangsa Arab dengan membawa berita yang biasa mereka perbincangkan. Setelah munafiq mereka berbiacara diantara satu sama lainnya: “Mengapa kamu beritahukan tentang kutukan Allah yang berupa siksaan terhadap kita sehingga mereka (Kaum Mukminin) dapat berkata : “Kami lebih dicintai Allah dan lebih mulia dari pada kamu”.
*Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari as-Suddi.
2. Ucapan Nabi ini didasari Surah Al Baqarah ayat 65 dan Surah Al Maidah ayat 60.