Al Baqarah Ayat 188 dan 189

By | 15 November 2018

Asbabun Nuzul Surah Al Baqarah Ayat 188 dan 189.
Menerangkan latar belakang sejarah/historis turunnya ayat-ayat Al Qur’an: surah Al Baqarah ayat ke-188 dan 189.

وَلَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوْا بِهَآ اِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ اَمْوَالِ النَّاسِ بِالْاِثْمِ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ﴿۱۸۸

“Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui”. (S. 2: 188)

Ayat ini turun berkenaan dengan Imriil Qais bin ‘Abis dan ‘Abdan bin Asyma’ al-Hadlrami yang bertengkar dalam sual tanah. Imriil Qais berusaha untuk mendapatkan tanah itu menjadi miliknya dengan bersumpah didepan Hakim. Ayat ini sebagai peringatan kepada orang-orang yang merampas hak orang dengan jalan bathil.
*Diriwayatkan oleh Ibnu Abin Hatim yang bersumber dari Sa’id bin Jubair.

يَسـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْاَهِلَّةِ ۗ قُلْ هِيَ مَوَاقِيْتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ ۗ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِاَنْ تَأْتُوا الْبُيُوْتَ مِنْ ظُهُوْرِهَا وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقٰىۚ وَأْتُوا الْبُيُوْتَ مِنْ اَبْوَابِهَا ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ﴿۱۸۹

Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, “Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji.” Dan bukanlah suatu kebajikan memasuki rumah dari atasnya, tetapi kebajikan adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masukilah rumah-rumah dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. (S. 2 : 189)

Yas alunaka ‘anil ahillah sampai linnasi walhaji” diturunkan sebagai jawaban terhadap banyaknya pertanyaan kepada Rasulullah saw. tentang peredaran bulan.
*K. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari al-Ufi yang bersumber dari Ibnu Abbas.

Menurut riwayat lain orang-orang bertanya pada Rasulullah saw. : ”Untuk apa diciptakan bulan sabit?”. Maka turun ayat tersebut diatas sebagai penjelasan.
*K. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Abil ‘Aliah.

Menurut riwayat lain, “Yas alunaka ‘anil ahillah sampai linnasi walhaji” ini berkenaan dengan pertanyaan Mu’adz bin Jabal dan Tsa’labah bin Ghunamah kepada Rasulullah saw. : “Ya Rasulullah! Mengapa bulan sabit itu mulai timbul kecil sehalus benang, kemudian bertambah besar hingga bundar dan kembali seperti semula, tiada tetap bentuknya?”. Sebagai jawabannya turunlah ayat ini.
*Diriwayatkan oleh Ibnu Na’im dan Ibnu ‘Asakir didalam tarikh Dimasyqa, dari as-Suddi as-Shaghir, dari al-Kalbi dari Abi Saleh Yang bersumber dari Ibnu Abbas.

Walaisal birru bi anta’tul buyuta min dhuhuriha” sampai akhir ayat, diturunkan berkenaan dengan kebiasaan orang jahiliyyah sepulangnya menunaikan ihram di Baitullah memasuki rumahnya dari pintu belakang.
*Diriwayatkan oleh al-Bukhari yang bersumber dari al-Barra.

Menurut riwayat lain, orang-orang Quraisy yang diberi julukan al-Hams (Ksatria) menganggap baik apabila melakukan ihram masuk dan keluar melalui pintunya, akan tetapi Kaum Anshar dan orang-orang Arab lainnya masuk dan keluar tidak melalui pintunya.

Pada suatu hari, orang-orang melihat Quthbah bin Amir (dari kaum Anshar) keluar melalui pintu mengikuti Rasulullah saw. serempaklah mereka mengadu atas pelanggaran tersebut, sehingga Rasulullah segera menegurnya. Quthbak menjawab : “Saya hanya mengikuti apa yang tuan lakukan”. Rasulullah bersabda : “Aku ini seorang Ksatria”. Quthbah menjawab :”Saya pun penganut Agama tuan”. Maka turunlah “Walaisal birru bi anta’tul buyuta sampai akhit ayat”.
*Diriwayatkan oleh ‘Abdu bin Hamid yang bersumber dari Qais bin Habtar an-Nahsyali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *