Al Baqarah Ayat 197, 198, dan 199

By | 21 November 2018

Asbabun Nuzul Surah Al Baqarah Ayat 197, 198, dan 199.
Menerangkan tentang sejarah  atau sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya ayat Al Qur’an: surah Al Baqarah ayat ke-197, 198, dan 199.

اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَالَ فِى الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ﴿۱۹۷

(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat! (S. 2 : 197)

Menurut suatu riwayat, orang-oang Yaman apabila naik haji tidak membawa bekal apa-apa, dengan alasan tawakkal kepada Allah. Maka turunlah “watazawwadu, fainna khairaz zadit taqwa sebagian dari S. 2 : 197.
*Diririwayatkan oleh al-Bukhari dan lain-lainnya yang bersumber dari Ibnu Abbas.

لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَنْ تَبْتَغُوْا فَضْلًا مِّنْ رَّبِّكُمْ ۗ فَاِذَآ اَفَضْتُمْ مِّنْ عَرَفَاتٍ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ عِنْدَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ ۖ وَاذْكُرُوْهُ كَمَا هَدٰىكُمْ ۚ وَاِنْ كُنْتُمْ مِّنْ قَبْلِهٖ لَمِنَ الضَّاۤلِّيْنَ﴿۱۹۸

Bukanlah suatu dosa bagimu mencari karunia dari Tuhanmu. Maka apabila kamu bertolak dari Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam. Dan berzikirlah kepada-Nya sebagaimana Dia telah memberi petunjuk kepadamu, sekalipun sebelumnya kamu benar-benar termasuk orang yang tidak tahu. (S. 2: 198)

Menurut suatu riwayat, pada jaman Jahiliyyah terkenal pasar-pasar yang bernama Ukadh, Mijnah dan Dzul-Majaz. Kaum Muslimin merasa berdosa apabila berdagang dimusim haji dipasar itu. Mereka bertanya kepada Rasulullah saw.tentang hal itu. Maka turunlah “Laisa ‘alaikum junahun an tabtaghu fadl-lan minrabbikum”(awal ayat S. 2 :198) yang membenarkan mereka berdagang pada musim haji.
*Diriwayatkan oleh al-Bukhari yang bersumber dari Ibnu Abbas.

Menurut riwayat lain Abi Umamah at-Taini bertanya kepada Ibnu Umar tentang menyewakan kendaraan sambil naik haji. Ibnu Umar menjawab: “Pernah seorang laki-lakibertanya seperti itu kepada Rasulullah saw. yang seketika itu juga turun “laisa ‘alaikum junahun an tabtaghu fadl-lan minrabbikum”. Rasulullah saw. mememanggil orang itu dan bersabda: “Kamu termasuk orang yang menunaikan haji”.
*Diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Jarir, al-Hakim Dan lainnya, yang bersumber dari Abi Umamah at-Taimi.

ثُمَّ اَفِيْضُوْا مِنْ حَيْثُ اَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ﴿۱۹۹

Kemudian bertolaklah kamu dari tempat orang banyak bertolak (Arafah) dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (S. 2 : 199)

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa orang-orang Arab wukuf di’Arafah, sedang orang-orang Quraisy wukuf dilembahnya (Muzdalifah), maka turunlah ayat tersebut diatas (S. 2 : 199) yang mengharuskan wukuf di ‘Arafah.
*Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ibnu Abbas.

Menurut riwayat lain, orang-orang Quraisy wukuf didataran rendah Muzdalifah, dan selain orang Quraisy, wukuf didataran tinggi ‘Arafah kecuali Syaibah bin Rabi’ah. Maka Alla menurunkan ayat tersebut diatas (S. 2 : 199) yang mewajibkan wukuf di ‘Arafah.
*Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari Asma binti Abi Bakar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *