Asbabun Nuzul Surah Al Baqarah Ayat 108 dan 109
اَمْ تُرِيْدُوْنَ اَنْ تَسْـَٔلُوْا رَسُوْلَكُمْ كَمَا سُىِٕلَ مُوْسٰى مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّتَبَدَّلِ الْكُفْرَ بِالْاِيْمَانِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ ﴿۱۰۸
Ataukah kamu hendak meminta kepada Rasulmu (Muhammad) seperti halnya Musa (pernah) diminta (Bani Israil) dahulu? Barangsiapa mengganti iman dengan kekafiran, maka sungguh, dia telah tersesat dari jalan yang lurus. (S. 2: 108)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rafi’ bin Huraimalah dan Wahab bin Zaid berkata kepada Rasulullah saw : Hai Muhammad! Cobalah turunkan kepada kami suatu kibat dari langit yang kami akan baca, atau buatlah sungai yang mengalir airnya, pasti kami akan mengikuti dan mempercayai tuan”. Maka Allah menurunkan ayat tersebut diatas (S. 2 : 108) sebagai peringatan agar umat Islam tidak meniru Bani Israil didalam mengikuti ajaran Rasul.
*Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Sa’id atau ‘Ikrimah yang yang bersumber dari Ibnu Abbas.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa orang kafir Quraisy meminta kepada Nabi Muhammad saw. supaya gunung Shafa dijadikan mas. Maka Nabi saw. bersabda : “Baiklah, akan tetapi apabila kamu kufur, gunung ini akan berakibat seperti hidangan yang diminta Bani Israil”[5]. Kaum Quraisy menolak syarat tersebut, kemudian pulang. Maka Allah menurutkan ayat tersebut diatas (S. 2 : 108), berkenaan dengan peristiwa ini.
*K. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid.
Menurut riwayat lain, turunnya ayat ini (S. 2 : 108) sehubungan dengan peristiwa ketika orang-orang Arab meminta kepada Nabi Muhammad saw. agar mendatangkan Allah kepada mereka, sehingga dapat terlihat dengan nyata oleh mata mereka.
*Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari as-Suddi.
Menurut riwayat lain dikemukakan bahwa seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah saw. : “Ya Rasulullah, bagaiman kalau kifarat (denda tebusan dosa) kami disamakan saja dengan kifarat Bani Israil? Nabi saw. menjawab : “Maha Suci Allah, sungguh aku tidak menghendakinya, karena Allah telah memberikan kepadamu yang lebih baik daripada yang diberikan kepada Bani Israil dahulu. Apabila mereka melakukan kejahatan, tertulislah itu diatas pintu rumah mereka dan kifaratnya. Apabila telah ditunaikan kifaratnya, tinggallah kehinaan baginya, di dunia, dan apabila tidak ditunaikan mereka akan mendapatkan pula kehinaan diakhirat. Bukanlah Allah telah memberikan yang lebih baik kepadamu daripada itu dengan firman-Nya : “Dan barang siapa mengerjakan kejahatan atau menganiaya dirinya, kemudian ia minta ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang”. (Q.S 4 an-Nisa 110). Dan selanjutnya Nabi bersabda : “Shalat yang lima, dan shalat Jum’at sampai shalat Jum’at berikutnya menjadi kifarat kesalahan yang dikerjakan diantara waktu kesemua itu”. Maka Allah menurunkan ayat tersebut diatas (S. 2 : 108), sebagai teguran terhadap orang yang ingin mengubah ketentuan Allah.
*K. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Abal ‘Aliah.
وَدَّ كَثِيْرٌ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ لَوْ يَرُدُّوْنَكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ اِيْمَانِكُمْ كُفَّارًاۚ حَسَدًا مِّنْ عِنْدِ اَنْفُسِهِمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۚ فَاعْفُوْا وَاصْفَحُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ﴿۱۰۹
Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma’afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah kuasa atas segala sesuatu. (S. 2 : 109)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Hay bin Akhtab dan Abu Jasir bin Akhtab termasuk kaum yahudi yang paling hasud terhadap orang Arab, dengan alasan Allah telah mengistimewakan orang Arab dengan mengutus Rasul dari kalangan mereka. Kedua orang bersaudara itu bersungguh-sungguh mencegah orang lain masuk Islam. Maka Allah turunkan ayat tersebut diatas (S. 2 : 109) sehubungan dengan perbuatan kedua orang itu.
*Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Sa’id atau Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.
5. Sebagaimana tercantum dalam surah Al Maidah ayat 112-115, kaum Hawariyyun meminta kepada Nabi Isa agar Allah menurunkan hidangan dari langit. Allah mengabulkannya dengan ancaman siksaan bagi orang yang kufur kepada-Nya.