Asbabun Nuzul Surah Al Baqarah Ayat 125, 130, dan 135
وَاِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمْنًاۗ وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرٰهٖمَ مُصَلًّىۗ وَعَهِدْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ اَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْعٰكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ ﴿۱۲۵
Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang iktikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud!”. (S. 2 : 125)
Dalam suatu riwayat dikemukakan, Umar menerangkan bahwa pendapatnya bersesuaian dengan firman Allah didalam tiga perkara, yaitu (1) ketika ia mengemukakan usul : “Wahai Rasulullah, tidakkah sebaiknya tuan jadikan maqam (tempat shalat) Ibrahim ini menjadi tempat shalat”. Maka turunlah ayat tersebut diatas (S. 2 :125). Dan (2) ketika ia mengusulkan : “Telah berkunjung kepada istri-istri tuan yang baik dan orang jahat. Bagaimana sekiranya tuan memerintahkan agar supaya dipasang hijab (penghalang)”. Maka turunlah ayat hijab (S. 33 : 53). Dan (3) ketika Rasulullah saw. dibaikot oleh istri-istrinya karena cemburu, maka Umar berkata kepada mereka : “Mudah-mudahan Tuhan-Nya akan menceraikan kamu dan menggantikan kamu dengan istri-istri yang lebih daripada kamu”. Maka turunlah ayat lainnya (S. 66 : 5) yang membenarkan peringatan Umar terhadap istri Nabi.
*Diriwayatkan oleh Bukhari dan yang lainnya, yang bersumber dari Umar.
Dalam riwayat lain diterangkan, ketika Rasulullah saw. thawaf, berkatalah Umar kepadanya : “Ini adalah maqam (tempat shalat) bapak kita Ibrahim”. Nabi bersabda : “Benar”. Umar berkata lagi : “Apakah tidak sebaiknya kita jadikan tempat shalat?”. Maka Allah menurunkan ayat tersebut diatas (S. 2 : 125).
*Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Marduwaih yang bersumber dari Ibnu Jabir.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Umarbin Khattab lewat di maqam Ibrahim bersama Rasulullah, dan ia bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah kita tidak berdiri shalat ditempat shalatnya kekasih Tuhan?”. Rasulullah menjawab : “Benar”. Kemudian Umar berkata : “Apakah kita tidak jadikan tempat shalat?”. Tiada lama kemudian turunlah ayat tersebut diatas (S. 2 : 125).
*Diriwayatkan oleh Ibnu Marduwaih dari ‘Amr bin Maimun, yang bersumber dari Umar bin Khattab.
وَمَنْ يَّرْغَبُ عَنْ مِّلَّةِ اِبْرٰهٖمَ اِلَّا مَنْ سَفِهَ نَفْسَهٗ ۗوَلَقَدِ اصْطَفَيْنٰهُ فِى الدُّنْيَا ۚوَاِنَّهٗ فِى الْاٰخِرَةِ لَمِنَ الصّٰلِحِيْنَ ﴿۱۳۰
Dan orang yang membenci agama Ibrahim, hanyalah orang yang memperbodoh dirinya sendiri. Dan sungguh, Kami telah memilihnya (Ibrahim) di dunia ini. Dan sesungguhnya di akhirat dia termasuk orang-orang saleh. (S. 2 : 130)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Abdullah bin Salam mengajak dua anak saudaranya, Salamah dan Muhajir untuk masuk Islam dan berkata : “Kau berdua telah mengetahui, sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman didalam Taurat, bahwa Ia akan mengutus dari keturunan Ismail, seorang Nabi bernama Ahmad. Barang siapa yang iman kepadanya, ia telah mendapat petunjuk dan bimbingan, dan barangsiapa yang tidak iman kepadanya, akan di la’nat. Maka masuk Islamlah Salamah, akan tetapi Muhajir menolak. Maka turunlah ayat tersebut diatas (S. 2 : 130) yang menegaskan bahwa hanya orang-orang yang bodohlah yang tidak beriman kepada agama Ibrahim.
*Diriwayatkan oleh Ibnu Uyainah.
وَقَالُوْا كُوْنُوْا هُوْدًا اَوْ نَصٰرٰى تَهْتَدُوْا ۗ قُلْ بَلْ مِلَّةَ اِبْرٰهٖمَ حَنِيْفًا ۗوَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ﴿۱۳۵
Dan mereka berkata, “Jadilah kamu (penganut) Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk.” Katakanlah, “(Tidak!) Tetapi (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus dan dia tidak termasuk golongan orang yang mempersekutukan Tuhan.” (S. 2 : 135)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Ibnu Shuria berkata kepada Nabi saw. : “Petunjuk itu tiada lain kecuali apa yang kamu anut, maka turutlah kami hai Muhammad, agar supaya tuan mendapat petunjuk”. Kaum nashara pun berkata seperti itu juga. Maka Allah menurunkan ayat tersebut diatas (S. 2 : 135) yang menegaskan bahwa Agama Ibrahim adalah agama yang bersih dari perubahan yang menimbulkan syirik.
*Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Sa’id atau ‘Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.